Rumah Adat Daerah Riau identik dengan Melayu. Karena Riau juga banyak ragam corak budaya, masing-masing daerah di Riau memiliki ciri khas tersendiri pada Traditional House kabupaten di Riau. Seperti di Kuantan Singingi, namanya Gajah Menyusu, di Kabupaten Kampar (Bangkinang) nama rumah adatnya Lancang / Pencalang / ataupun Rumah Lontiok begitu juga rumah adat Pekanbaru, Rumah adat Pelalawan dan Rumah Adat Melayu Riau lainnya. Jadi Rumah Adat (Traditional House) Daerah Riau itu cukup beragam, maka Rumah adat Riau bisa dikatan rumah adat Melayu Riau. Ditambah pula Riau terdapat banyak sungai maka setiap sungai itu beda pula beradaban serta adatnya walaupun banyak terdapat persamaan.
Secara umum ada 5 jenis rumah adat Melayu Riau:
Secara umum ada 5 jenis rumah adat Melayu Riau:
- Balai Salaso Jatuh,
 - Rumah Adat Salaso Jatuh Kembar,
 - Rumah Melayu Atap Limas,
 - Rumah Melayu Lipat Kajang dan
 - Rumah Melayu Atap Lontik.
 
Bentuk rumah tradisional daerah Riau pada umumnya adalah rumah panggung yang berdiri diatas tiang dengan bangunan persegi panjang. Dari beberapa bentuk rumah, semuanya hampir serupa, baik tangga, pintu, dinding, susunan ruangannya identik.
- Balai Adat Melayu Siak Yang terletak di Kabupaten Siak
 
- Rumah Adat Pekanbaru (Pekanbaru Traditional House)
 
- Rumah Adat Pelalawan (Pelalawan Traditional House)
 
- Rumah Godang / Rumah Adat Kuantan Singingi (Traditional House Kuansing)
 
- Rumah Lontiok / Lancang / Pencalang,Rumah Adat Kampar
 
Rumah lontik yang dapat juga disebut rumah lancang karena rumah ini  bentuk atapnya melengkung keatas, agak runcing seperti tanduk kerbau.  Sedangkan dindingnya miring keluar dengan hiasan kaki dinding mirip  perahu atau lancang. Hal itu melambangkan penghormatan kepada Tuhan  dan-sesama. Rumah adat lontik diperkirakan dapat pengaruh dari  kebudayaan Minangkabau karena kabanyakan terdapat di daerah yang  berbatasan dengan Sumatera Barat. Tangga rumah biasanya ganjil.
- Balai Salaso Jatuh
 
Balai salaso jatuh adalah bangunan seperti rumah adat tapi fungsinya  bukan untuk tempat tinggal melainkan untuk musyawarah atau rapat secara  adat. Sesuai dengan fungsinya bangunan ini mempunyai macam-macam nama  antara lain : Balairung Sari, Balai Penobatan, Balai Kerapatan dan  lain-lain. Bangunan tersebut kini tidak ada lagi, didesa-desa tempat  musyawarah dilakukan di rumah Penghulu, sedangkan yang menyangklut  keagamaan dilakukan di masjid.
Balai Salaso Jatuh mempunyai  selasar keliling yang lantainya lebih rendah dari ruang tengah, karena  itu dikatakan Salaso Jatuh. Semua bangunan baik rumah adat maupun balai  adat diberi hiasan terutama berupa ukiran.
Puncak atap selalu  ada hiasan kayu yang mencuat keatas bersilangan dan biasanya hiasan ini  diberi ukiran yang disebut Salembayung atau Sulobuyung yang mengandung  makna pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Note: Photo yang bagus itu di Hunting di Bandar Serai (Purna MTQ) disana banyak terdapat replika Rumah Adat Melayu Riau dan Foto Rumah Godang, Rumah Adat Kuansing itu saya ambil langsung dilapangan. Silakan Berkomentar di dibawah ini.AMB



 













0 Responses So Far: